Minggu, 20 April 2025 – Umat Stasi Yohanes Paulus II kembali berhimpun di gedung baru untuk merayakan Hari Raya Paskah. Wajah cerah terpancar dari setiap umat menyambut kemenangan Kristus atas kematian-Nya di salib. Meski begitu, perayaan Ekaristi hari ini tidak seramai Tri Hari Suci.
Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Hendrik ini berlangsung dengan ritus yang sama dengan misa mingguan. Namun uniknya, pada Hari Raya Paskah ini anak-anak mengumpulkan telur paskah kepada panitia. Telur-telur paskah ini diberkati oleh Pastor Hendrik yang kemudian dibagikan kembali kepada anak-anak.
Pastor Hendrik, seorang Pastor yang akan ditugaskan dalam misi ke Meksiko, membawakan homili dengan ceria pula. Dalam homilinya, Pastor Hendrik mengingatkan umat akan harapan yang dihidupkan oleh kebangkitan Yesus.
“Pada tahun Yubelium ini, ketika kita berbicara tentang peziarahan harapan, apa yang kita dengungkan dengan ‘Spes Non Confundit’ atau harapan tidak mengecewakan. Yesus sendiri adalah harapan yang melalui kebangkitan. Ia membuat harapan itu tidak patah, Ia membuat harapan itu menjadi hidup. Harapan itu tidak mengecewakan, malah meyakinkan kita bahwa misteri hidup Yesus sungguh-sungguh terjadi dan sungguh-sungguh kita alami,” ucap Pastor Hendrik.
Dalam kisah kebangkitan Yesus, Petrus mengunjungi makam Yesus bersama satu murid-Nya yang lain (Yohanes 20:1-9). Pastor Hendrik juga mengajak umat untuk merefleksikan diri akan peristiwa ini. Pastor Hendrik mengatakan bahwa murid yang lain yang ragu-ragu, yang tidak disebutkan nama itu adalah kita sebagai umat Katolik.
Pastor Hendrik menambahkan, “Kita sengaja disandingkan dengan Petrus untuk menunjukkan bahwa bukan hanya sampai tiga kali, tetapi telah berkali-kali kita menyangkal Yesus. Dengan pakaian-pakaian indah yang kita kenakan pada hari ini, yang sebagian mungkin masih belum dicuci karena ada label toko dan lainnya, dengan sepatu-sepatu baru, atau dengan segala sesuatu yang kita persiapkan seperti dekorasi dan lain sebagainya. Maka marilah kita bertanya, sudah pas-kah semua ini?”
Pada akhir perayaan Ekaristi ini, meskipun hanya dipimpin oleh Pastor Hendrik, namun Pastor Cahyo pun muncul di panti imam untuk mengucapkan selamat paskah kepada para umat. Beliau menyampaikan bahwa perayaan Paskah memang identik dengan telur paskah yang dibagikan kepada anak-anak, namun para orangtua juga perlu mengajarkan anaknya bahwa gereja merupakan tempat untuk berdoa sehingga anak-anak tidak berlarian. Dalam menutup perayaan Ekaristi ini, segenap umat yang hadir dengan bersemangat meneriakkan “ALLELUYA!”.
PARA PASTOR YANG BERTUGAS DI PAROKI SANTO ARNOLDUS JANSSEN BERSAMA SEGENAP KRU KOMSOS STASI YOHANES PAULUS II MENGUCAPKAN: SELAMAT PASKAH 2025!