Sabtu, 19 April 2025 – Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Cahaya merupakan serangkaian liturgi yang panjang dalam Gereja Katolik. Ketiga hari raya ini disebut dengan Tri Hari Suci dengan fokusnya masing-masing. Kamis Putih berfokus pada perjamuan malam terakhir dan Jumat Agung berfokus pada kisah sengsara Yesus, sedangkan Sabtu Cahaya menaruh fokusnya untuk menjelang kebangkitan dan kemenangan Kristus.
Setelah Jumat Agung tidak ditutup dengan tanda salib, kini Umat Stasi Yohanes Paulus II Bekasi juga merayakan Sabtu Cahaya pada Sabtu (19/04) malam dengan tidak dibuka oleh tanda salib pula.
Perayaan Sabtu Cahaya dipimpin oleh Pastor Quirinus Sutrisno atau yang akrab disapa Pastor Trisno bersama Pastor Hendrik dibuka dengan upacara cahaya, menandakan kemenangan Kristus yang membawa terang serta harapan baru. Lilin yang dinyalakan pada perayaan ini juga melambangkan cahaya Kristus yang menerangi kegelapan dalam kehidupan umat Katolik.
Perayaan Ekaristi pada Hari Raya Sabtu Cahaya ini dilanjutkan dengan liturgi sabda yang berisikan tiga bacaan dan satu bacaan Epistola sebelum bacaan Injil. Kelima bacaan ini mengisahkan penyertaan Allah dalam kehidupan manusia, mulai dari kisah penciptaan (Kejadian 1:1.26-31a) hingga ajakan Tuhan kepada orang yang haus dan tidak punya uang untuk karunia yang disediakan-Nya (Yes 55:1-11). Begitu pula dengan bacaan Epistola dan bacaan Injil.
Pada perayaan Sabtu Cahaya, umat stasi Yohanes Paulus II diajak untuk membaharui janji baptis. Pembaharuan janji baptis ini ditandai dengan pemercikan air suci. Sebelumnya, umat juga diajak untuk mengucapkan kembali janji-janji baptis. Ritus Pembaharuan janji baptis ini merupakan pernyataan umat Katolik untuk terus bangkit dengan memperbaharui iman dan meninggalkan cara hidup yang lama.
Melalui homilinya, Pastor Trisno mengingatkan umat akan pentingnya cahaya. Beliau memberikan homili dengan perumpamaan pentingnya cahaya bagi pilot dan nakhoda yang sedang bertuga. Tanpa adanya cahaya, pesawat dan kapal laut akan mengalami kecelakaan. Begitupula dengan kehidupan manusia. Apabila manusia tidak berpegang pada Kristus, sang cahaya dunia, maka hidupnya pun dapat kandas. (FDS)